Rabu, 14 Juli 2010

percayalah ini yang terbaik

''ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu''
''apa itu??''
hatinya berdebar tak karuan,lidahnya kelu ketika akan mengungkapkan tentang perasaannya.dia tak sampai hati jika harus melukai perasaan orang yang mencintainnya.namun,biar bagaimanapun,dia harus mengakhiri ini.
''sebaiknya kamu berhenti memburuku,silahkan kamu cari penggantiku,kamu tahu,diluar sana ada yang lebih mengharapkanmu,dia ingin kau memburunya!!''
dia menghela nafas berat lagi panjang selesai mengungkapkan kata-kata itu.bibirnya terkatup rapat,menunggu reaksi dan jawaban dari ujung telepon seberang.
''dek,please jangan kamu menyuruhku melakukan hal itu,kamu tahu,aku sungguh tak mampu berpaling dari kamu,jangan kau menyuruhku mencari penggantimu,hanya kamu yang ada dihatiku.!!''
dia kembali mengambil nafas panjang.kata-kata yang baru saja didengarnya benar-benar membuatnya terluka.dia tahu,apa yang dilakukannya akan membuat mereka terluka.
''sudahlah maz,kamu terima saja kenyataan ini.daripada kamu harus memaksakan hatimu padaku,dan daripada aku harus menjalani hubungan tanpa punya rasa apapun,nanti akan lebih menyakitkan.!!''
tutt. . . Tutt . .tutt.dia memutuskan sambungan telep0n itu.dia tidak ingin membuat orang yang memburunya semakin terluka.

Tiga menit kemudian . . .

Temannya tergopoh-gopoh menemuinya.dia datang dengan wajah panik.
''mbk,kamu dicariin!dia menunggu didepan!''
dia menggelengkan kepalanya,tanda tak mau menemuinya.temannya terus mendesaknya.
''please mbk,aku tidak mau masalah ini jadi panjang.dia bilang,ini yang terakhirpun tak apa!''
dia melangkah dengan enggan,dia tahu akan seperti apa pertemuan itu.
''sudahlah maz,kamu pulang saja,aku sudah tidak mau membahasnya.''
gerimis mulai turun,mendramatisir keadaan.sigh,benar-benar seperti shitnetron.menambah rasa bersalahnya.
''dhek,please jangan lakukan ini padaku,jangan suruh aku pindah ke lain hati,please,aku benar-benar udah sayang ma kamu!''
gerimis mulai menjelma menjadi garis-garis hujan yang deras.dia mem0h0n agar laki-laki itu segera pergi.dia lalu lari menahan sesak di dada.dia meyakinkan diri,inilah yang terbaik.

Tidak ada komentar: